Newest Post
// On :Selasa, 12 November 2019
A. Pengertian DHCP
DHCP (Dynamic
Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis
arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan
pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan
lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada
semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal,
maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan
mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP.
Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP,
seperti default gateway dan DNS server.
B. Fungsi DHCP
- DHCP memiliki fungsi utama mendistribusikan IP address secara otomatis kepada setiap client yang terhubung dengan jaringan komputer
- DHCP akan memberikan kemudahan bagi seorang network administrator dalam mengelola jaringan komputer, karena alokasi IP address dapat ditentukan secara otomatis dan dalam satu kali kerja
- DHCP server selain bisa memberikan IP address secara dinamik, juga bisa memberikan IP address secara statis kepada client yang terhubung ke jaringan komputer
- DHCP memberikan kemudahan dalam proses komunikasi data antar computer
C. Cara Kerja Secara Umum
- Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
- DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
- DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.
- DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
Report this ad
D. Langkah kerja DHCP dalam jaringan
Terdapat
4 tahapan yang dilakukan dalam proses peminjaman IP address pada DHCP. Berikut
adalah uraiannya:
- Tahap 1: IP Least Request
Tahap
pertama ini merupakan tahap dimana client dalam jaringan meminta IP address
yang tersedia pada DHCP server. Awalnya saat pertama client terhubung dalam
jaringan, client ini akan mencari dulu apakah ada DHCP server yang bekerja pada
jaringan tersebut. Client akan meminta IP address pada DHCP server yang ada.
- Tahap 2: IP Least Offer
DHCP
server mendengar broadcast dari client yang baru terhubung dalam jaringan tadi.
Kemudian DHCP server memberikan penawaran terhadap client tersebut berupa IP
address.
- Tahap 3: IP Lease Selection
Setelah
diberi penawaran oleh DHCP server, client yang me-request tadi menyetujui
penawaran yang diberikan oleh DHCP server. Lalu si client memberikan pesan
kepada DHCP server yang isinya adalah meminta agar DHCP server meminjamkan
salah satu IP address yang tersedia dalam DHCP-pool yang dimilikinya (DHCP-pool
merupakan range IP address yang bisa digunakan oleh host yang terhubung
dengannya).
- Tahap 4: IP Least Acknowledge
Pada
tahap terakhir ini, DHCP server akan merespon pesan dari client dengan
mengirimkan paket acknowledget yang berupa IP address dan informasi lainnya
yang dibutuhkan. Setelah memberikan IP kepada client, DHCP server akan
memperbaharui database yang mereka miliki. Sedangkan client akan melakukan inisialisasi
dengan mengikat (binding) nomor IP address yang diberikan tadi dan client sudah
bisa beroperasi pada jaringan tersebut.
Untuk
lebih mudah memahaminya, pada saat komputer client dihubungkan ke jaringan,
komputer tersebut akan me-request IP ke DHCP server. DHCP server menjawab
dengan memberikan informasi terkait IP address (termasuk subnetmask, gateway,
dns dan lainnya) ke komputer client.
Setelah
meminjamkan IP, DHCP server akan mencoret IP tersebut dalam daftar pool yang
dia miliki. Dan menandakan bahwa IP tersebut sudah dipinjamkan ke salah satu
client.
Namun
jika dalam daftar IP pool sudah tidak ada lagi nomor IP yang tersedia, maka si
client tidak akan mendapatkan nomor IP dari DHCP server, dengan demikian si
client tidak akan pernah bisa terhubung ke jaringan tersebut.
Biasanya
peminjaman IP address ini memiliki jangka waktu tertentu, sesuai dengan yang
disetting oleh sang Administrator jaringan. Nah, setelah periode waktu
tertentu, pemakaian IP address pada client dinyatakan telah selesai. Dan jika
si client tidak melakukan request ulang, maka maka nomor IP address tersebut
akan dikembalikan kepada DHCP server yang meminjamkan. DHCP server dapat
meminjamkan IP tersebut kepada client lain yang membutuhkan.
DHCP
Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah
DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
- DHCP DISCOVER : DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
- DHCP OFFER : Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
- DHCP REQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
- DHCP ACK : DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat
tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien
yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama,
hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address
renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda
dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga
jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP
dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP
server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara
dua DHCP servertersebut berbenturan, karena protokol IP tidak
mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain
dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat
menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap
dari waktu ke waktu.DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.
- DHCP Scope
DHCP
Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP
client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh
seorang administrator dengan menggunakan peralatan
konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka
waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga
hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian
disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP
yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang
dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi
DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
- DHCP Lease
DHCP
Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP
client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian
rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan
konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP
Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft
Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut
sebagaiReservation.
- DHCP Options
DHCP
Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke
DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan
memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP
server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan
informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator.
DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP
Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
Dalam
jaringan berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option yang sering
digunakan, yang dapat disusun dalam tabel berikut.
NOMOR DHCP OPTION
|
NAMA DHCP OPTION
|
APA YANG DIKONFIGURASIKANNYA
|
003
|
Router
|
Mengonfigurasikan default gateway dalam
konfigurasi alamat IP.Default gateway merujuk kepada alamat router.
|
006
|
DNS Servers
|
Mengonfigurasikan alamat
IP untuk DNS server
|
015
|
DNS Domain Name
|
Mengonfigurasikan alamat IP untuk
DNS server yang menjadi “induk” dari DNS Server yang bersangkutan.
|
044
|
NetBIOS over TCP/IP Name
Server
|
Mengonfigurasikan alamat IP
dari WINS Server
|
046
|
NetBIOS over TCP/IP Node Type
|
Mengonfigurasikan cara yang
digunakan oleh klien untuk melakukan resolusi nama NetBIOS.
|
047
|
NetBIOS over TCP/IP Scope
|
Membatasi klien-klien NetBIOS agar
hanya dapat berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki alamat DHCP
Scope yang sama.
|
A. Kelebihan Dan Kekurangan DHCP
Kelebihan
- Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain.
- DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang tidal bisa dipakai oleh client yang lain.
- DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
- Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP.
- Mencegah terjadinya IP conflict.
Kekurangan
- Semua pemberian IP bergantung pada server, maka dari hal itu jika server mati maka semua komputer akan disconnect dan saling tidak terhubung.
B. Metode dalam konfigurasi
DHCP
- Konfigurasi dengan range secara random otomatis IP.Pemberian IP address. kepada client secara random dan dapat berubah-ubah namun masih dalam range IP address yang ditentukan.
- Konfigurasi dengan Fixed alamat IP address.Pemberian IP address yang sifatnya tetap value pada client yang memerlukan data MAC address
C. Konfigurasi Dynamic Host
Configuration Protocol
Keterangan :
IP FastEthernet : 192.168.10.1
Network : 192.168.10.0
Netmask : 255.255.255.0
IP FastEthernet : 192.168.10.1
Network : 192.168.10.0
Netmask : 255.255.255.0
Router>enable
Router#configure terminal Router(config)#ip dhcp pool aris Router(dhcp-config)#network 192.168.10.0 255.255.255.0 Router(dhcp-config)#default-router 192.168.10.1 Router(dhcp-config)#dns-server 8.8.8.8 Router(dhcp-config)#exit |
Setelah
konfigurasi yang diatas sudah dilakukan pada Router Cisco. Maka tinggal
pengecekan pada komputer atau PC yang sudah terhubung langsung dengan cara klik
PC-Dekstop.
selanjutnya
klik IP Configuration, ubah IP Static menjadi DHCP, maka
jika berhasil dengan sendirinya IP
PC atau Laptop akan terisi sendiri
dengan status DHCP request successfull
jika sudah berhasil, lakukan langkah
yang sama ke pada masing masing PC